Mempelajari fenomena perkara ghaib, berbeda dengan mengaku mengetahui perkara ghaib. Surga dan Neraka adalah termasuk dalam hal2 yg ghaib, tapi apakah mempelajari surga dan neraka dengan dalil2 yg ada dalam al-Quran dan al-Hadits dilarang? Mimpi adalah termasuk hal ghaib, yg dalam salah satu Hadits disebutkan mimpi yg baik adalah sebagian dari tanda-tanda kenabian, tapi apakah mempelajari fenomena terjadinya mimpi berdasarkan ilmu psikologi atau ilmu kedokteran dilarang? Listrik adalah hal yg ghaib, tapi apakah mempelajari fenomena terjadinya listrik tidak diperbolehkan?
Jadi mempelajari fenomena perkara ghaib berbeda dengan mengaku mengetahui hal ghaib. Mempelajari fenomena alam jin dan terjadinya kesurupan tidaklah dilarang, tapi kalau mempelajari melihat alam jin dan mengaku bisa melihat jin dengan melakukan amalan tertentu seperti berpuasa sekian hari, mengamalkan bacaan dengan jumlah tertentu,bilangan tertentu tidak boleh lebih dan kurang, inilah yg harus dihindari..
Allah berfirman,
"Alif Laam Miim. Kitab al-Qur'an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman pada yang gaib," (QS al-Baqarah: 1-3).
Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir al-Qur'an al-`Azhim mengutip ucapan Qatadah bahwa yang dimaksud dengan hal yang gaib dalam ayat di atas adalah segala hal yang tak dapat dilihat atau dirasakan oleh manusia. Karenanya, hakikat gaib tak ada yang tahu kecuali Allah SWT. Bahkan, Rasulullah saw sendiri pun tak mengetahui apa-apa tentang hal gaib kecuali yang diberitahukan Allah SWT. Dia berfirman,
"Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri," (QS al-An'am: 59).
"(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (QS Al Jin : 26,27).
Berikut Ini ayat lain yang menunjukkan kekufuran orang-orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib dengan belajar ilmu metafisika, belajar tenaga dalam, . Padahal Allah telah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengumumkan kepada khalayak dengan firmanNya,
"Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu, bahwa aku ini Malaikat. Aku tidak mengikuti, kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku." (QS Al An'am : 50).
Jadi Nabi sendiripun dengan jelas mengatakan bahwa beliau tidaklah mengetahui hal yg ghaib, kecuali berdasarkan wahyu yg diterimanya.
Jadi, jika ada yang mengaku bisa meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang, atau mengetahui hal-hal gaib dengan mengamalkan ilmu tertentu yang setiap hari diamalkan, menggunakan khodam jin jelas tak bisa dipercaya. Seandainya pun benar, tetap tak bisa dibenarkan. Aisyah meriwayatkan bahwa suatu ketika para sahabat bertanya pada Rasulullah saw tentang para dukun. Rasulullah saw bersabda,
"Mereka tidak bisa berbuat apa pun." Para sahabat bertanya lagi,
"Wahai Rasulullah, mereka kadang-kadang bisa menceritakan sesuatu yang benar kepada kami?" Rasulullah saw menjawab,
"Ucapan mereka itu berasal dari kebenaran yang dicuri oleh jin, kemudian dibisikkan ke telinga para walinya (dukun). Para dukun itu mencampurkan kalimat yang benar dengan seratus kedustaan," (HR Bukhari Muslim).
Mengenai alam jin, Allah SWT berfirman dalam surat al-A'raf ayat 27:
"Sesungguhnya ia dengan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."Jadi secara normal, manusia tidaklah dapat melihat jin. Kecuali dalam kondisi tidak normal, hal itu mungkin saja terjadi. Kondisi tidak normal ini ada dua kategori yang sesuai syari’at dan menyimpang dari syari’at.
Yang sesuai syari’at:1. jika kemampuan dia melihat jin diluar kemauannya namun karena atas kehendak Allah Ta’ala.contoh : Saya pernah ditelepon seorang ibu yang terkena kelumpuhan, lalu ditiap malam melakukan sholat tahajud dengan berdoa kepada Allah menimta petunjuk apakah sebab musabab penyakitnya dan meminta pertolongan kepada Allah kesembuhan dari sakit lumpuhnya, lalu pada suatu malam dia bermimpi bertemu dengan jin yang mengaku dia yang membuat lumpuh ibu tersebut dengan alasan ingin merusak ibadah dan akidah ibu tersebut. Dan alhamdulillah setelah ibu tersebut membaca surat yasin tiap hati lalu dihembuskan ditempat yang lumpuh tidak beberapa lama kemudian sakitnya sembuh. Adapun setelah mimpi itu dia tidak bisa lagi melihat penampakan jin.
2. Jika kemampuannya karena berdoa kepada Allah langsung seketika dikabulkan namun dia sama sekali tidak mengharap bisa melihat jin namun meminta petunjuk atas suatu kasus sihir yang dihadapi dirinya dan pasiennya lalu Allah memberinya vision hingga bisa melihat jin. Contoh kasus : ada seorang peruqyah menghadapi kasus sihir kelas berat dimana pasien mengalami sakit kulit yang parah dan berbau busuk ketika diruqyah sama sekali tidak ada reaksi apapun juga, lalu peruqyah tersebut meminta petunjuk kepada Allah bagaimana hakikat penyakit pasiennya, lalu tiba-tiba peruqyah tersebut mendapatkan vision bahwa dikulit pasien tersebut ada serbuk racun yang setiap hari ditembakkan/dihembuskan oleh sekelompok jin. Adapun setelah peruqyah tersebut selesai menerapi pasiennya kemampuannya lenyap dan tidak bisa lagi dia ulangi sekehendak hatinya, untuk tamasya melihat kealam jin misalnya.
Yang TIDAK sesuai syari’at:1. Jika dia mempunyai amalan tertentu yang harus diamalkan dan jika dia berhenti mengamalkan maka kemampuannya itu hilang.
Contoh: tiap malam wajib dia membaca surat Al-Jin dan jika dia pada malam lain tidak membaca atau mengamalkan maka kemampuannya melihat alam ghoib akan lenyap.
2. Dari hasil riyadhoh seperti dia berpuasa mutih 40 hari didalam lubang sebuah gua, maka jika dia lulus ujian dia mendapatkan ilmu melihat alam ghoib.
3. Dari hasil latihan olah nafas dan meditasi.
Contohnya ada seorang praktisi ilmu tenaga dalam dia bisa melihat jin setelah melakukan konsentrasi pada titik dikening sembari mengerahkan energi tenaga dalamnya keningnya.
4. Dia bekerja sama dengan jin.
Contoh: ada khodam jin mengaku sebagai leluhur yang membantu seseorang untuk bisa melihat jin
5. dll
Dalam kondisi tidak normal yang tidak sesuai syari’at ini tentunya dilarang karena bertentangan dengan firman2 Allah di atas. Saya dulu pernah melakukan suatu amalan yg diberikan oleh guru saya, agar dapat melihat alam jin. Dan memang benar, setelah beberapa lama saya kerjakan amalan itu, saya sedikit demi sedikit dapat membuka "mata batin" untuk dapat melihat Jin. Bahkan saya pernah diberi khodam, yg kata guru saya akan membantu jika saya dalam kesulitan.
Alhamdulillah, setelah saya mempelajari ilmu tauhid dari guru saya yg sekarang, saya baru tahu bahwa semua yg saya lakukan dan pelajari itu tidaklah benar. Mengamalkan sesuatu yg tidak dicontohkan oleh Nabi, dapat menyebabkan kesesatan sekalipun dibimbing oleh "seorang guru" (kalau gurunya sendiri sesat, sudah tentu kitanya juga akan
ikut sesat).
Ada dikalangan tertentu (termasuk guru saya yg dulu) yg mengatakan bahwa di balik setiap surat atau huruf dalam al-Qur'an memiliki khodam, yg jika kita tahu merangkainya kemudian mengamalkannya, maka akan memberikan "kelebihan" kepada kita. Padahal, jika kita mengamalkan sesuatu yg bukan berasal dari Nabi saw, atau mengamalkan sesuatu dengan niat yg salah, selain amalan itu tertolak, maka yg akan datang menemani adalah Jin yg akan membawa kita kepada kesesatan. Sehingga dikatakan dalam hadits bahwa bidah itu akan membawa kesasatan kepada kita. Demikian penjelasan yg saya dapati dari guru saya yg sekarang.
Yg dilakukan para peruqyah yg syar'i sewaktu mengobati orang yg kesurupan adalah dengan melihat gejala2nya, bukan HARUS DAN MESTI melihat jin yg ada di dalamnya baru ruqyahnya afdhol, ingatlah walau tidak diberi vision dari Allah Ta'ala tetaplah terapi ruqyah yang dilakukannya akan manjur dengan izin Allah. Mengenai "kelebihan" orang yg dapat melihat jin atau mahluk halus dari hasil pelatihan yang berat, hal seperti itu bukanlah "kelebihan", melainkan kekurangan yg harus dihilangkan, salah satu caranya dengan diruqyah. Karena orang yg dapat melihat jin, selain terpengaruh oleh sihir, bisa juga dibantu oleh jin sendiri. Karena pada kondisi normal, manusia tidaklah dapat melihat jin.
Wallahua’lam